Postingan

8 Ajaran Jawa Leluhur Tumenggung Majapahit

Delapan Ajaran Jawa adalah ajaran kejawen leluhur yang dilestarikan oleh Tumenggung Majapahit KRT. WIRAGATI pada abad 14 Delapan ajaran Jawa yang dimaksud adalah : 1. Ora Mateni Sakabehe, artinya tidak membunuh apa saja, semua mahluk hidup harus dicintai dengan sungguh-sungguh baik tumbuhan maupun hewan apalagi manusia, pada sebagian besar hewan mengenal rasa sakit, kecuali hewan di air, jiwa dikehidupan yang mengenal rasa adalah percikan Tuhan yang akan berbalik menjadi energi negatif bagi diri mahluk hidup yang menyakiti, apabila disakiti, membunuh dalam konteks menyakiti tidak diperkenankan karena merupakan perbuatan kejam. Apapun alasannya setiap pembunuhan adalah menyakiti dan untuk mencapai kesucian jiwa maka membunuh apapun akan dapat menodai kesucian tersebut.membunuh hanya dapat dilakukan oleh jiwa-jiwa rendah seperti hewan dan pembunuh akan sangat sulit mencapai alam tengah. 2. Ora Ngrusak Sakabehe, artinya tidak merusak apa saja.,merusak alam me...

Pertanian dimasa majapahit.

latar Belakang Kekuasaan Kerajaan Majapahit yang hampir mencakup seluruh Nusantara dari semenanjung Malaya hingga mencapai Irian Jaya (Papua), kekuasaan tersebut memberi gambaran bahwa Majapahit mempunyai pengaturan kekuasaan yang baik dan armada laut yang kuat. Dibalik kekuasaan Majapahit yang luas dan memiliki armada laut yang kuat, pasti ada faktor lain yang menyebabkan Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan yang kuat. Faktor ekonomi adalah faktor yang berperan penting, faktor ekonomi dapat dianggap penting bagi kerajaan Majapahit karena keberadaan ekonomi yang maju akan berdampak pada aspek kehidupan lain, seperti kehidupan sosial, politik, dan budaya. Keberlangsungan Kerajaan Majapahit secara ekonomi didukung adanya pertanian yang baik. Pertanian tersebut menjadikan kekuatan ekonomi majapahit menjadi kuat. Hingga memiliki armada laut yang kuat pula Letak Kerajaan Majapahit yang berada di Jawa Timur yang memiliki iklim tropis menyebabkan pertanian di daerah tersebut ...

MATI SA’JERONING URIP MUDIK KE - DIRI PRIBADI ( BALI MENYANG BAYE’E DEWE)

Meninggal dunia / mati adalah soal yg amat rumit bagi kehidupan manusia, tanpa ilmu kesempurnaan tentang kematian / MATI SA’JRONING URIP, maka manusia akan terjerumus ke dalam KERAJAAN KESESATAN, menjadi BANGSA JIN, SETAN, HANTU dll. Mati dalam kehidupan atau hidup dalam kematian itulah hidup abadi, yang mati nafsunya, jasad yang menjalani mati, ing naliko harkating jasad KETARIK oleh pangraoising BUDI, kemudian pangraosing budi DIHIRUP oleh HAWA NAFSU, hawaning nafsu kemudian DISERAP oleh / kedalam SUKMO, kemudian wisesoning sukmo DI-KUKUD oleh panguwusoning ROHSO, lalu luluh / manjing ke dalam PRANOWONE CAHYO banjur nunggal kalian purbaning ATMO / HAYUN / URIP, wangsul dados dzat Mutlak / kodhim Azali Abadi, ingriku wahanane jasad kita di sebut MATI. Ananging sejatipun boten pejah, namung pindah panggonan mawon, malah waluya gesangipun langgeng wonten ing kahanan kito kang Moho Mulyo / Moho Suci, milo dipun lambangi TANGGAL SATU BULAN PURNAMA, tegesipun dereng dangu...

Mengenal Ngelmu Sastra Jendra

Gambar
Ilmu (kawruh) adalah pengetahuan nalar. Sedangkan ngelmu (angel anggone ketemu) adalah pengetahuan spiritual.  Prakata   Sebelum membahas tentang ngelmu sastra jendra saya bermaksud sedikit mengulas secara “ontologis dan epistemologis” agar supaya kita lebih mudah memahami apa sejatinya ngelmu sastra jendra . Di antara para pembaca yang budiman barangkali bertanya-tanya, apakah yang dimaksudkan dengan pendekatan rasionalisme dan apapula yang dimaksud dengan pendekatan emphirisisme dalam tradisi memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara kita untuk mengenali dan membedakan di antara keduanya? Untuk membedakannya, kita bisa melihat apakah objek yang dibahas itu adalah sesuatu yang bisa dilihat ataukah sesuatu yang menjadi objek pembahasan itu tidak bisa terlihat. Jika objek dari pokok bahasan itu bisa dilihat seperti objek biologi, kimia, fisika dan lain-lain maka kita menyebutnya dengan ilmu emphirisme. Sementara jika o...